Survey Georadar: Migrasi Unit Bisnis PLTU Suralaya Unit 3 dari 500 kV ke 150 kV

Pengenalan PLTU Suralaya dan Proses Migrasi Unit 3

PLTU Suralaya yang terletak di Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten, merupakan salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas mencapai 3400 MW, pembangkit ini berperan penting dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Jawa-Bali. Saat ini, PLTU Suralaya tengah melakukan migrasi unit bisnis Unit 3 dari jaringan 500 kV ke 150 kV untuk memenuhi standar jaringan listrik yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Namun, proses migrasi ini tidak lepas dari tantangan dan risiko, terutama karena pekerjaan instalasi jalur baru memanfaatkan metode Horizontal Directional Drilling (HDD). Dalam proyek ini, risiko seperti benturan antara mata bor HDD dengan utilitas bawah tanah yang sudah ada, seperti pipa dan kabel listrik, harus diminimalisir. Untuk itu, survey Georadar menjadi langkah penting dalam memastikan jalur HDD bebas hambatan dan aman.

Apa Itu Georadar dan Mengapa Penting dalam Migrasi Unit Bisnis PLTU Suralaya?

Georadar atau Ground Penetrating Radar (GPR) adalah teknologi yang digunakan untuk mendeteksi objek di bawah permukaan tanah secara non-destruktif. Teknologi ini mengandalkan gelombang elektromagnetik yang dikirimkan ke dalam tanah untuk mengidentifikasi keberadaan utilitas bawah tanah seperti pipa, kabel, dan saluran drainase. Dengan demikian, penggunaan Georadar dalam proyek migrasi PLTU Suralaya membantu mengurangi risiko kecelakaan kerja akibat gangguan utilitas existing serta meningkatkan keamanan dan efisiensi proyek.

                                                                                 Survey Georadar yang dilakukan oleh PT Abhinaya Prima Enjinering di PLTU Suralaya menggunakan alat Georadar 100 MHz dan 250 MHz. Survey Georadar yang dilakukan oleh PT Abhinaya Prima Enjinering di PLTU Suralaya menggunakan alat Georadar 100 MHz dan 250 MHz.

Manfaat Survey Georadar dalam Pemasangan Jalur HDD di PLTU Suralaya

1. Meningkatkan Keamanan Operasional

Georadar memungkinkan tim proyek memetakan posisi utilitas bawah tanah, sehingga mengurangi risiko benturan dengan pipa atau kabel listrik. Dengan demikian, ini penting untuk memastikan keamanan operasional di PLTU Suralaya.

2. Menghemat Biaya dan Waktu

Selain itu, Georadar mengurangi kebutuhan penggalian manual yang mahal dan memakan waktu. Sebagai hasilnya, proyek dapat diselesaikan lebih efisien dan hemat biaya.

3. Akurasi Tinggi dalam Identifikasi Utilitas Bawah Tanah

Dengan akurasi tinggi, Georadar memberikan informasi mendetail tentang kedalaman dan posisi objek bawah tanah, yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan lapangan.

Proses Pelaksanaan Survey Georadar di PLTU Suralaya

Pelaksanaan survei Georadar di PLTU Suralaya dilakukan oleh PT Abhinaya Prima Enjinering pada bulan September 2024. Proses ini melibatkan beberapa alat, di antaranya Georadar 100 MHz, Georadar 250 MHz, Pipe & Cable Locator, dan Real-Time Kinematic (RTK). Alat-alat ini memungkinkan tim untuk mendeteksi keberadaan utilitas bawah tanah secara akurat dan cepat.

PT Abhinaya Prima Enjinering telah berpengalaman dalam berbagai proyek yang membutuhkan survei geolistrik dan Georadar. Dengan keahlian dan peralatan yang dimiliki, perusahaan ini mampu mengidentifikasi utilitas existing di area PLTU dengan detail yang diperlukan, mendukung pengamanan jalur HDD di area SE 150 kV dan SE 500 kV.

Kesimpulan

Penggunaan Georadar dalam migrasi unit bisnis PLTU Suralaya mendukung keamanan dan efisiensi proyek. Teknologi ini memungkinkan identifikasi utilitas bawah tanah dengan akurasi tinggi, sehingga risiko benturan dapat dihindari, sekaligus menghemat waktu dan biaya pengerjaan. Secara keseluruhan, survei Georadar memberikan keandalan yang dibutuhkan untuk memastikan proyek migrasi berjalan aman dan lancar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *